SMK
PUSAT KEUNGGULAN JADI DAYA DORONG PENCIPTAAN LULUSAN UNGGUL DAN KOMPETEN
--- Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan program Merdeka Belajar ke-8:
SMK Pusat Keunggulan untuk menjadi penggerak bagi sekolah lainnya agar
meningkatkan kualitas dan kinerja sehingga mampu mencapai standar dunia kerja.
Dengan begitu, jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan berwirausaha
dalam satu tahun setelah kelulusan akan mengalami peningkatan.
“Dengan
karakter yang unggul, diharapkan SMK bisa mengimbaskan keunggulannya, bisa
menjadi pelatih sehingga unggulnya bersama-sama. Juga, infrastruktur yang kita
berikan ke SMK Pusat Keunggulan boleh digunakan bersama dengan SMK lain untuk
mengembangkan diri,” disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen
Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto dalam Bincang Pendidikan, Jakarta, Jumat
(19/3).
Dirjen
Diksi kembali menekankan bahwa program SMK Pusat Keunggulan bukan bertujuan
untuk membentuk sekolah favorit atau menjadikannya “menara gading” bagi sekolah
lainnya. Namun, sebagai tempat bersama untuk mengembangkan SMK yang ada di
lingkungannya. “Intinya, adanya kolaborasi sekolah yang ada di sekitarnya, SMK
Pusat Keunggulan menjadi pengimbas bagi SMK lain,” tegas Wikan.
Dalam
penjelasannya, Dirjen Wikan menjelaskan latar belakang dikeluarkannya kebijakan
Program Merdeka Belajar ke-8: SMK Pusat Keunggulan. Menurutnya, selama ini
Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan SMK terkait pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja. Untuk itu, diperlukan adanya solusi yang komprehensif
untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK sejalan dengan
kebutuhan dunia kerja.
Pada
2019, Kemendikbud memulai transformasi pengembangan SMK, yakni program
Revitalisasi SMK yang ditujukan ke 300 sekolah. Fokusnya pada peningkatan mutu
dan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan standar dunia
kerja.
Lalu
pada 2020, terdapat program SMK Center of Excellence (CoE) yang menyasar 491 sekolah dan 4.586 guru serta kepala
sekolah dengan fokus pada pengembangan peningkatan pembelajaran dunia kerja,
kompetensi guru, dan kepala SMK, serta sarana dan prasarana.
Kemudian,
pada 2021 ini, untuk menjawab tantangan dan menyempurnakan program sebelumnya,
Kemendikbud meluncurkan program SMK Pusat Keunggulan. Program ini bertujuan
untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha
melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia
kerja. Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan
menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan
kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya.
“Jadi,
tidak sekadar MoU tanda tangan, foto-foto, masuk koran, namun mencakup seluruh
unsur 8+i sehingga pendidikan vokasi benar-benar menikah dengan industri,” ujar
Wikan Sakarinto.
Direktur
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), M. Bakrun mengatakan bahwa saat ini sudah ada
3000 lebih SMK yang mendaftar. “Kita masih terus dalam proses seleksi secara
transparan bersama akademisi dan forum rumah vokasi untuk membuat seleksi ini
berjalan dengan baik,” katanya.
Kepala
Sekolah SMKN 1 Batam, Lea Suroso berharap bahwa program SMK Pusat Keunggulan
menjadi pendorong bagi banyak SMK untuk bermitra lebih erat dengan industri.
Karenanya, kemitraan dengan industri sejatinya harus mampu mendongkrak
pembelajaran yang aktif, inovatif, dan dinamis bersama industri.
“Manfaat-manfaat
(pelatihan bersama industri) seperti ini senantiasa akan membantu kami mengembangkan
sekolah dan kualitas lulusan sekolah kami, terlebih jika kami juga bisa
melakukan “getok tular” pengalaman dan kemampuan kami kepada SMK-SMK lain,”
ujarnya antusias.
Pengembangan
SMK Berawal dari Peningkatan Kapasitas SDM
Program
SMK Pusat Keunggulan mengusung semangat “Merdeka Belajar” berfokus pada
penguatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta mendekatkan sektor
pendidikan dengan dunia kerja profesional. Program SMK Pusat Keunggulan
memberikan jalan untuk dapat memerdekakan potensi guru, kepala sekolah, dan
siswa, serta menciptakan ekosistem berkebinekaan yang berstandar global.
Dirjen Wikan menambahkan bahwa fokus program SMK Pusat Keunggulan adalah penguatan SDM, yaitu penguatan kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru. “Penguatan ini diberikan melalui program pelatihan dan pendampingan intensif untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja,” ungkapnya.
Inovasi
dari program SMK Pusat Keunggulan adalah adanya pendampingan oleh perguruan
tinggi. Perguruan tinggi akan terlibat dan berperan sebagai kakak pendamping.
Misalnya, dijelaskan Wikan, perguruan tinggi dengan pengalaman, rekam jejak,
dan jejaring yang baik dengan dunia kerja dapat membantu mempercepat akses SMK
untuk bermitra dengan dunia kerja. Perguruan tinggi juga dapat mendorong
perbaikan kualitas dan kinerja SMK dalam perencanaan dan pengelolaan program.
Sementara
itu, Wakil Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Edi
Satriyanto sangat antusias dalam pelibatan perguruan tinggi sebagai pendamping
SMK Pusat Keunggulan. Menurutnya, dalam program ini, Perguruan Tinggi mendapat
kesempatan untuk membagikan pengalaman, terutama dalam melakukan kerja sama
dengan industri, sehingga mendorong lahirnya potensi-potensi baru antara
perguruan tinggi, SMK, dan industri.
“Saat
ini, kita sudah mulai kolaborasi dengan beberapa SMK yang sudah mengajukan ke
kami. Politeknik sangat dekat dengan SMK. Oleh karena itu, SMK Program
Keunggulan sangat kita sambut dengan baik. Ini inovasi kolaboratif yang
mentransformasi bisnis dan menumbuhkan percepatan link and match antara
pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI),” jelas Edi
seraya menyatakan kesediaannya untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi
khususnya di SMK.
Merujuk
catatan Dapodik, terdapat 190.842 perusahan/lembaga/instansi yang menjadi mitra
SMK dengan 272.788 jalinan kerja sama antara SMK dan DUDI. Kerja sama tersebut
terdiri dari 87 bidang usaha mitra industri SMK. “Kemendikbud juga menginisiasi
Rumah Vokasi yang beranggotakan asosiasi industri seperti Kadin, APINDO, FHCI,
yang selama ini aktif kami libatkan dalam diskusi-diskusi pengembangan
pendidikan vokasi, termasuk SMK,” tutur Bakrun.
Miftahudin
dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengungkapkan bahwa pihaknya
selalu mendukung program-program Kemendikbud terkait pengembangan tenaga kerja
khususnya untuk lulusan SMK. Dicontohkannya, mulai dari penyusunan kurikulum
dan pelatihan yang dikembangkan dan diterapkan bersama dengan para siswa, guru
dan kepala sekolah.
“Terpenuhinya
tenaga kerja yang sesuai kebutuhan kami akan mendorong peningkatan industrinya.
Karena itu, kami juga mendorong agar sekolah juga menjadi terbuka dan semakin
kreatif, tidak tertinggal oleh perkembangan jaman dan teknologi,” ungkap
Miftahudin.
Petunjuk Teknis SMK Pusat Keunggulan
Direktur
SMK menjelaskan bahwa program SMK Pusat Keunggulan akan berjalan selama empat
tahun untuk melihat perkembangan sesuai tahap-tahap yang telah direncanakan
dalam desain program. Dalam kurun waktu tersebut, diharapkan sudah ada dampak
yang bisa dilihat, terutama pada kualitas lulusan yang siap kerja sehingga
dapat terserap ke industri maupun menjadi wirausaha.
“Kalau
sekolahnya sudah bagus, bisa jadi tahun ini sudah masuk ke level tiga. Jadi,
(program ini) ada empat level. Kalau sudah masuk kriteria yang sudah ditentukan, kira-kira itu pada tahu ketiga
sampai empat tahun,” ungkap Bakrun.
SMK
Pusat Keunggulan diharapkan mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang
semakin relevan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah
sesuai dengan perkembangan dunia usaha/industri dan menjadi pendukung
kearifan/keunggulan lokal pada sektor pembangunan ekonomi tertentu atau
mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan lainnya, serta mampu mendukung
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Adapun
petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan program SMK Pusat Keunggulan diatur di
dalam Keputusan Menteri Nomor 17/M/2020. “Di dalamnya menyebut lima ruang
lingkup penyelenggaraan program SMK Pusat Keunggulan yang meliputi sosialisasi,
seleksi, penetapan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi penyelenggaraan program
SMK Pusat Keunggulan,” terang Bakrun.
Direktur
Bakrun menambahkan bahwa SMK yang menjadi CoE di tahun 2020, tahun ini akan
diverifikasi ulang guna menentukan level mereka yang akan diakselerasikan
sesuai ketentuan program SMK Program Keunggulan. “Sejumlah 491 SMK CoE (tahun
lalu) kami minta daftar ulang dan akan kami verifikasi untuk menentukan level
berapa SMK tersebut. Tahun kemarin, fokus kamk terbatas pada sarana dan
prasarana,” jelasnya.
“Untuk
SMK yang masuk CoE tahun 2020, maka tahun ini kami beri bantuan bukan untuk
fisik melainkan bantuan nonfisik yang mencakup pengembangan kerja sama dengan
industri, menyelaraskan kurikulum, pembentukan karakter, pelatihan kepala
sekolah, dan penguatan mindset kepemimpinan” lanjut M. Bakrun.
Program
SMK Pusat Keunggulan memberikan bantuan berupa fisik dan nonfisik. Bantuan
fisik dapat digunakan untuk membangun ruang praktik berupa bangunan bengkel
atau laboratorium, maupun penyediaan peralatan. Sedangkan, bantuan nonfisik
dialokasikan antara lain untuk penguatan penyelarasan kurikulum dengan
industri. “Untuk nonfisik, misalnya saja penyelarasan kurikulum, peningkatan
budaya kerja, kemudian untuk menghadirkan guru dari industri, pelatihan
kepemimpinan dan pola pikir kepala sekolah,” dikatakan Direktur SMK.
Lebih
lanjut, Bakrun menyampaikan bahwa tahun 2021 Direktorat SMK mengalokasikan
anggaran untuk bantuan non-fisik pada program SMK Pusat Keunggulan sebesar
Rp200 juta, sedangkan bantuan fisik akan diberikan sebesar Rp1,4 miliar - Rp4
miliar. “Tergantung sektor bidang dan kebutuhan sekolahnya masing-masing,”
jelasnya.
Bakrun
mengingatkan bahwa pendaftaran untuk mengikuti SMK Pusat Keunggulan akan
berakhir Sabtu, 20 Maret 2021. Pendaftaran melalui laman
smk.kemdikbud.go.id/smkpk.
Biro
Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
#SMKBisaSMKHebat
#VokasiKuatMenguatkanIndonesia
#SMKPusatKeunggulan
Sumber
: Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor :
84/sipres/A6/III/2021
Comments
Post a Comment